Landscape Cetar Curug Lontar
Penulis: Mihardo Saputro
Dua jam Enam menit gue injak pedal gas mobil gue dari Jakarta menuju kota Bogor, tepatnya Desa Karyasari, Leuwiliang, Bogor. Berdasarkan estimasi waktu tersebut, menurut google map, gue harus menempuh jarak kurang lebih 55 km untuk tiba di lokasi hunting foto kali ini, yaitu Curug Lontar. Walaupun aga jauh, tapi itulah harga yang harus dibayar untuk sebuah keindahan, jadi gue selalu menikmati setiap liku perjalanan ini.
Singkat cerita, akhirnya gue sampe juga di lokasi. Gue aga
bingung cari parkiran, karena lahan parkir yang disediakan masih menumpang di
pekarangan rumah warga sekitar yang menurut perkiraan gue hanya muat dua mobil
dan beberapa motor saja. Tapi beruntung saat itu mobil gue masih dapet
parkiran.
Setelah menyiapkan semua property yang gue butuhkan, guepun langsung meneruskan perjalan dengan berjalan kaki menuruni tebing yang lumayam curam. Apalagi jika hujan, gue saranin untuk berhati-hati karena medannya sedikit licin walaupun ada besi penghalau di setiap sisinya. Suara gemuruh air sayup-sayup terdengar ketika gue menuruni tebing, ini menandakan lokasi curug itu tidak jauh dan memang langsung terlihat ketika gue menuruni anak tangga menyusuri jalan tersebut.
Setelah membayar retribusi Rp. 15.000/orang, gue langsung disuguhkan panorama yang luar biasa indah. Hamparan batu-batu besar dan kolam hijau yang menghampar di bawah Curug Lontar yang memiliki luas 7000 meter persegi ini menggugah hasrat untuk segera menggeluarkan kamera dan mencari spot terbaik untuk melengkapi koleksi foto landscape gue kali ini.
Menurut data yang gue peroleh di google, Curug Lontar ini memiliki ketinggian 35 meter saja, namun jangan salah, menurut warga sekitar, air di curug ini tidak pernah kering walaupun kemarau melanda. Debit air yang deras, yang mengalir dari Sungai Cianten dan bersumber dari Pegunungan Halimun Salak menjadikan tempat ini sebagai sumber PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Kracak, bahkan sejak zaman Belanda.
Bukan hanya itu, curug ini juga dipercantik dengan adanya gubuk bamboo di sisinya, sehingga memudahkan kita menikmati indahnya kolam tanpa harus turun ke bebatuan. Di sini juga ada warung yang menyediakan makanan ringan dan minuman, jadi kita tidak perlu kuatir kelaparan. Tanpa banyak bicara, guepun langsung memesan kopi hitam sambil menyiapkan peralatan.
Spot pertama gue ambil beberapa foto dari atas gubuk bamboo sambil menghabiskan kopi hitam. Setelah itu, gue turun dan ambil beberapa foto dengan background bebatuan yang menghampar dan Curug Lontar. Karena asiknya, gue bahkan hampir lupa kalau curug ini hanya beroperasi sampi jam 17.00, jadi setiap pengunjung diharuskan untuk segera naik setelah jam tersebut.
Di sini gue aga kecewa, karena sebenarnya di jam-jam tersebut adalah waktu yang ideal buat gue ambil foto long exposure. Jadi saran gue buat kalian yang suka foto landscape dengan long exposure, kalian harus siapkan filter ND agar hasil kalian maksimal. Sayangkan kalo udah jauh-jauh hunting kmari tapi hasilnya kurang memuaskan.
Tapi no problem, kebetulan pas jam 17.00 pas hujan, jadi memang gue harus segera pulang dan harus puas dengan hasil yang gue dapatkan. Tapi lain kali, gue pasti kembali.
1. Foto Sebuah Batu Besar yang ada di Hilir Curug Lontar
No comments:
Post a Comment