Semalam di Singapura Bagian 1
Penulis: Mihardo Saputro
Malam ini adalah malam yang istimewa karena saya berada di negara yang terkenal dengan julukan The Lion City atau Negeri Singa, Singapura. Bertolak dari Batam ke Singapura dengan ferry membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan. Beruntung sekali pagi ini cuaca cerah sehingga saya bisa melihat matahari pagi yang mengintip di balik jendela kapal ferry dengan background gedung-gedung tinggi saat ferry akan merapat di Harbor Front Singapura.
Setelah melewati beberapa pemeriksaan dari pihak imigrasi,
saya bergegas menuju lobby Harbor Front. Ada sedikit kendala yang dialami rekan
saya ketika kita melewati pemeriksaan dari pihak imigrasi Singapura. Rekan saya tersebut,
sebut saja namanya Har, sempat ditahan dan diinterogasi lumayan lama hanya karena
dia memiliki janggut lebat. Saya tidak tahu apa hubungannya, tapi menurut Mas Har
- begitu saya memanggil rekan saya - mungkin ada korelasinya dengan ciri-ciri
teroris dari Timur Tengah (hanya menduga).
Dari Harbour Front Singapura saya langsung bertolak menuju Universal Studio menggunakan MRT. Universal Studio itu sendiri berada di dalam Sentosa Island, sebuah pulau kecil di Selatan Singapura yang jika di Indonesia mirip dengan kawasan wisata seperti Ancol. Saya tidak akan membahas panjang lebar mengenai perjalanan saya di Universal Studio, karena di tempat ini saya tidak mendapatkan foto landscape yang bagus. Ramai pengunjung jadi alasan saya enggan untuk hunting foto.
Setelah seharian putar-putar di Universal Studio, kamipun bergegas mencari penginapan, kebetulan lokasi yang kami pilih ada di sekitar Chinatown. Lokasi ini kami pilih karena terkenal dengan tempat belanja oleh-oleh Singapura murah, walaupun saat itu saya sendiri tidak belanja apa-apa. Seperti sebelumnya, situasi hiruk-pikuk dan padatnya pengunjung belum juga bisa membuat saya tertarik untuk segera mengeluarkan kamera saya.
Waktu terasa cepat dan malampun tiba. Kami mengambil penginapan yang satu kamarnya itu berisi beberapa ranjang tingkat, jadi suasana di dalam kamar aga sedikit ramai seperti dalam asrama saja. Selesai mandi, saya tiduran sejenak seraya pikiran terus melayang mencari cara bagaimana saya bisa hunting foto malam ini. "Saya tidak tahu seluk-beluk Singapura. Saya tidak tahu tempat bagus yang dekat dengan penginapan ini. Tuhan, bagaimana ini?" ujar saya dalam hati. Iseng-iseng akhirnya saya coba searching di google, dan ketemulah hotel iconic di Singapura, Marina Bay Sands.
Setelah ketemu lokasi hunting, saya masih juga bingung. "Bagaimana saya ke sana? Naik apa?" tanya saya dalam hati. Saya coba searching lagi. Setelah saya lihat di google map, jarak dari Chinatown ke Marina Bay Sands tidak terlalu jauh, akhirnya saya bulatkan tekad dan memutuskan untuk berjalan kaki saja ke sana. “Dari pada sudah jauh-jauh ke Singapura tapi tidak dapat foto landscape yang bagus, sayang toh,” ujar saya lagi dalam hati.
Jarum jam menunjukan pukul 00.00 waktu Singapura ketika saya keluar dari penginapan menyusuri South Bridge Rd menuju Merlion Park. Jika berpatokan pada google map, saya membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit untuk bisa tiba di jembatan Jubilee Bridge, lokasi terbaik untuk saya bisa mengabadikan indahnya Marina Bay Sands saat malam hari.
Saya suka Jakarta, tapi saya juga kagum dengan Singapura (selain nama negara, Singapura juga nama kota). Sepanjang jalan tertata rapi dan tidak ada pagar pembatas antara gedung-gedung bertingkat dan jalan di sekelilingnya, jadi seperti perumahan cluster saja. Setelah menyusuri South Bridge Rd, saya melanjutkan lagi ke N Canal Rd, kemudian Battery Rd hingga akhirnya sampailah saya di Jubilee Bridge. Wow, di depan saya kini terpampang pemandangan hotel bintang 5 yang mempesona, Marina Bay Sands.
Saya lihat jam di tangan saya menunjukkan pukul 01.00 dini hari, itu berarti saya masih memiliki banyak waktu sebelum golden sunrise tiba. Saya duduk di pinggir jembatan sambil menyiapkan kamera. Tak lama berselang, sayup-sayup telinga saya mendengar suara wanita bercengkrama. Penasaran, saya mencoba mencari sumber suara tersebut. Ternyata di ujung jembatan ada tiga wanita yang sedang berfoto bersama, "Wah, asik juga nih," pikir saya. Saya beranjak mendekat sambil memegang kamera yang sudah terpasang tripod.
“Mas, mas fotograper ya?” ujar salah satu dari mereka.
“iya,” jawab saya berbunga-bunga dibilang fotograper oleh wanita-wanita cantik ini.
“Bisa minta tolong fotoin kami mas,” lanjut wanita yang tadi menyapa saya.
“Bisa. Ngomong-ngomong, ko bisa bahasa Indonesia sih?” ujar saya yang memang dari tadi penasaran kenapa dia berbicara pakai bahasa Indonesia.
“Kami bertiga dari Sumatra Mas,” tambah wanita tersebut.
“Oh, ternyata sama kita,” ujar saya sambil tertawa gembira karena ada teman, setidaknya malam ini saya tidak sendiri di sini.
Asik membantu mereka mengabadikan beberapa foto sambil bercanda, saya lupa kalau saya juga harus mendapatkan foto-foto landscape yang bagus di sini. Akhirnya saya memutuskan pamit sebentar guna mengambil beberapa foto landscape untuk oleh-oleh pulang saya nanti.
Berikut hasil foto-foto yang saya ambil saat malam hari (sebelum pagi). Untuk foto-foto sunrise, saya akan lanjutkan dalam tulisan saya berikutnya. Semalam di Singapura Bagian 2
1. Foto Hotel Marina Bay Sands Singapura di Malam Hari
No comments:
Post a Comment